Kamis, 16 Juni 2011

kota ku

Menurut sejarahnya, kota Tarakan pernah menjadi lokasi perang sengit pada Perang Dunia Kedua di antara tentara Jepang dan tentara Australia. Pada waktu tersebut sejumlah 235 orang tentara Australia meninggal dalam peperangan tersebut.

Di lokasi lainnya terdapat kuburan Jepang yang berada di bekas bunker Jepang di daerah perbukitan. Ada beberapa obyek wisata yang cukup menarik salah satu di antaranya adalah pantai Amal. Objek wisata pantai ini memiliki panorama yang sangat indah dan banyak di tumbuhi pohon kelapa dan di tempat ini pengunjung bisa menyaksikan gelombang lautan dengan keindahan yang alami.

Menurut cerita rakyat Tarakan berasal dari Bahasa Tidung, yaitu ngakan, atau dalam artian makan dan tarak (artinya bertemu). Maksudnya adalah tempat ini merupakan sebuah daerah yang sering di gunakan untuk beristirahat dan makan, dan banyak sekali orang berkumpul dan bertemu di sini.

Di sisi lain Kota Tarakan ini juga punya istilah lain yaitu tengkayu, yang artinya daerah yang dikelilingi laut. Dan Kota Tarakan ini sebenarnya adalah merupakan kota pulau yang terletak di dekat perbatasan negara bagian Sabah, Malaysia.

Arsitektur Kalimantan Timur

Rumah tradisional suku Dayak dikenal dengan sebutan Lamin. Bentuk rumah adat Lamin dari tiap suku Dayak umumnya tidak jauh berbeda. Lamin biasanya didirikan menghadap ke arah sungai. Dengan bentuk dasar bangunan berupa empat persegi panjang. Panjang Lamin ada yang mencapai 200 meter dengan lebar antara 20 hingga 25 meter. Di halaman sekitar Lamin terdapat patung-patung kayu berukuran besar yang merupakan patung persembahan nenek moyang (blang)


Lamin berbentuk rumah panggung (memiliki kolong) dengan menggunakan atap bentuk pelana. Tinggi kolong ada yang mencapai 4 meter. Untuk naik ke atas Lamin, digunakan tangga yang terbuat dari batang pohon yang ditakik-takik membentuk undakan dan tangga ini bisa dipindah-pindah atau dinaik-turunkan. Kesemua ini adalah sebagai upaya untuk mengantisipasi ancaman serangan musuh ataupun binatang buas.

Pada awalnya, Lamin dihuni oleh banyak keluarga yang mendiami bilik-bilik didalam Lamin, namun kebiasaan itu sudah semakin memudar di masa sekarang. Bagian depan Lamin merupakan sebuah serambi panjang yang berfungsi sebagai tempat penyelenggaraan upacara perkawinan, melahirkan, kematian, pesta panen, dll. Di belakang serambi inilah terdapat deretan bilik-bilik besar. Setiap kamar dihuni oleh 5 kepala keluarga.
Lamin kediaman bangsawan dan kepala adat biasanya penuh dengan hiasan-hiasan atau ukiran-ukiran yang indah mulai dari tiang, dinding hingga puncak atap. Ornamen pada puncak atap ada yang mencuat hingga 3 atau 4 meter. Dinding Lamin milik bangsawan atau kepala adat terbuat dari papan, sedangkan Lamin milik masyarakat biasa hanya terbuat dari kulit kayu.